Jumat, 14 November 2008

Keyboard Macet

Hal kecil yang sangat menyebalkan adalah ketika tugas menumpuk. Masalah pun muncul. Perangkat eksternal yang wajib di miliki, seperti keybord tiba-tiba saja macet pada salah satu tuts-nya. Umpamanya tombol “A” di pencet tetep aja nga keluar huruf yang kita kehendaki di layar monitor. Bikin panas hati..............
Apalagi pada pengguna program adobe photoshoop, pm, word. Fungsi tombol “shift”, “Ctrl”, “Alt”. Mutlak saban waktu di pentung pake jari.
Bisa jadi ini di sebabkan kondisi tentakel (kami menyebutnya demikian) di dalam panel keybord mengalami selip. (Bukan hanya motor aja yang bisa selip, he...he...he...).
Seperti juga yang pernah kami alami, ketika itu tombol shift kiri nga mau bekerja padahal sudah sekuat tenaga “di pencet”, “di kepruk”, tetep aja nga mau jalan. Jalan terakhir pengen gue bakar aja ni barang !!!.
Wal hasil, ada temen yang berbaik hati ngasi keyboard bekas, soale waktu itu belum nemu duit di tengah jalan. Buat apa beli keyboard lagi, kalo yang lama masih bisa di perbaiki. Toh pada akhirnya bisa-bisa punya story yang sama. Mungkin dengan sedikit servis, bisa di akali sepanjang jack port-nya nga trouble.
Meski tu keybord udah amat usang, tulisan per huruf djuga nga karu-karuan, hilang sablonannya. Tapi tentakel daleman masih sip buat “di kawinin di bawah umur” dengan keybord gue yang bermasalah tadi. Alhamdulillah dengan sedikit ilmu elektronik gue coba atasi ini masalah.
Kedua panel keyboard gue buka pake obeng minus dan terjadilah kanibalisasi, hati-hati ketika membuka papan pcb/jalur jangan sampai terlipat. Kalo terlipat atau patah bisa jadi itu keybord bisa pensiun seumur hidup, (kesimpulannya nga usah di bahas lagi dah) tuker tentakel yang bermasalah tadi atau bisa aja atur posisinya kalo hanya mengalami “selip” sampai pada posisi yang benar.
Kembalikan ke posisi semula, rakit kembali dan siap action...........

Cara Convert File

Jika anda adalah seorang pemula di bidang design outdoor dan indoor. Ada kalanya setelah kita mendesign sebuah lay out, katakanlah anda di tugasi oleh konsumen untuk merancang sebuah design undangan pernikahan. Yang mana dalam design anda tadi tentunya di beri pemanis berupa bingkai, foto calon mempelai, font variatif yang wajib diconversikan.
Agar nantinya design dapat terbaca ke komputer konsumen ketika di perlihatkan.
Atau jika anda, hanya mengambil jasa designnya saja sementara anda mencetak pada rekanan bisnis anda. Convert mutlak di lakukan.
Sesuai pengalaman saya, waktu itu ada beberapa order pemesanan digital printing. Setelah di buatkan desain, untuk itu pun konsumen sudah saya perlihatkan hasil lay out-nya, dan setuju !.
Proses selanjutnya mengirim cd file kepada perusahaan yang bergerak di bidang digital printing yang berdomisili di Jakarta. Dengan jasa kurir yang cukup handal dan terpercaya.
Selang 2 hari berderinglah ha-pe saya, “Halo, met siang, bp...(yang mulia tuan.........ehm....ehm...he...he...) saya dari perusahaan “.............” mau mengkonfirmasikan ini bapak........, ternyata file yang anda kirim tidak terbaca di link komputer kami..........., mohon kiranya bapak mengconvert file bapak dan mengirimkannya kembali ke kami.”
“Ok.......!”. kataku agak sedikit lagak sambil ngupil.
“Waduh convert itu apa ya bu.......? apa semacam obat penumbuh rambut di ubun-ubun?” tanyaku kebingungan. Berkali-kali saya bertanya dalam hati dan akhirnya untuk beranikan diri bertanya dengan ibu dimaksud. Anda bisa bayangkan, saya sudah pasti di tertawakan di seberang sana “Masa sih pak, katanya bapak seorang desainer tapi nga tau convert!”, tapi dasar muke gile, muke tebel, muke sembab, nga ngaruh buat gwe yang pengen banyak belajar.........
Pake telpon nga puas, pake fax fasilitas kantor saya manfaatin. Eh akhirnya saya minta resepnya via email aja. Biar lebih paham, maklumlah dulu waktu Jepang menyerang pulau Kalimantan Barat saya kebanyakan belajar ilmu pelet warisan kakek buyut yang 9 kali meninggal dan dengan gagah berani menikahi 14 gadis belia, yang tahan di servis 17 jam. Tapi umurku belum setua kakek ya........yang punya motto “Kelapa kalo makin tua makin banyak santennya, tapi jangan sampe ketuaan ntar malah bukannya kebanyakan santen malah jadi Kopra bung!”.
Kembali ke Con.........Vert........!
Nah buat yang bekerja di ilustrator :
1. buka dokumennya, (jangan buka yang laen malah kelihatan semua kurapnya).
2. sorot teks-nya saja
3. buka “type” lalu “Create Outline”. OK!
4. huruf sudah terconvert secara otomatis, untuk bingkai foto dan sebagainya nga ngaruh. Semua. Simpan file dengan nama lain.
5. boleh juga ente-ente fadhe copy-kan juga jenis-jenis fonts-nya yang digunakan pada desain ente semua dalam satu folder untuk di sertakan dalam file tadi.

Untuk yang bekerja di CorelDraw :
buka dokumen
Sorot dokumen / tulisan di maksudkan.
klik “Arrange” lalu “convert to curves”
Save as dengan nama lain lalu OK!.
Copy-kan juga jenis-jenis fonts-nya yang digunakan pada desain ente semua dalam satu folder untuk di sertakan dalam file tadi.

Akan lain buat anda, yang ingin menyertakan tabel untuk di cetak pada bidang kerja ilustrator, agar nantinya bisa di print out mesin cetak digital printing. Misalkan anda mendapatkan sebuah orderan plang proyek, papan stuktur, yang sebelumnya telah anda edit di Excel :
1. Siapkan bidang kerja anda, dalam hal ini dokumen anda.
2. klik “data” dan sorot “text to columns...” lalu OK-kan saja semua.
3. Tinggal copy pastekan saja file anda pada bidang kerja CorelDraw atau Ilustrator.
4. File siap di kirim untuk selanjutnya proses ripping berjalan pada mesin digital printing. Atau pada pagemaker untuk pengerjaan master film cmyk/grey dan plat.

Ucapan makasih yang banyak, buat ibu Leny. Memberikan sedikit masukan bagi saya “Tukang Belajar Sendiri, Dalam Kesunyian” salam buat semua crew-nya ya bu......kalo nga dari ibu nanag ku nau boh..........

Si Butut Kesayangan Pembawa Hoki


Terasa aneh barang kali, di jaman ke edanan seperti sekarang ini masih tetap mempertahankan sampai titik bensin yang terakhir buat barang loakan kayak motor 2 tak ini.

Ya mungkin bisa jadi goblok, mana cukup buat sekali jalan 1 liter doang. Mana lagi campuran oli bikin dompet terburai akibatnya.

Tapi bagiku, memelihara binatang keparat kayak begini udah terasa cukup bagiku. Yah syukur sepanjang kita nga terlalu di recokin oleh debt colektor yang selalu menagih bulanan buat bayar cicilan sepeda motor baru.

Maklum ini motor ku dapat dari seorang kenalan. Pas waktu kubayar langsung ku tarik ke Singkawang. Maksudnya karena aku nda punya sarana transportasi pp dari tempat kerja ke rumah.

Bekerja sebagai buruh design kayak aku sangat melelahkan, di mana aku selalu di kejar oleh ambisiku untuk melampiaskan obsesi menyelesaikan proyek apapun yang berbau “halal”. Sewaktu si busuk ini belum ku miliki aku gunakan transportasi bis, yang tak jarang sopir dan kondektur meng-gratiskan aku. Tapi dengan syarat aku harus bergelantungan di pintu bis mikrolet, mikro bus.

Mungkin karena cacatku yang membuat mereka prihatin. Ternyata di planet bumi masih saja ada orang yang jalannya miring. Kasian.

Nah kembali ke perjalanan menuju kota Singkawang, aku, orang rumah, dan anakku Icha waktu itu baru berumur setahun empat bulan. Meluncur tepat jam 07.00 wib. Rencana “A” harus berjalan seperti yang pernah ku komitkan dalam otakku.

Udara dingin terasa menusuk tulang kala itu, maklum waktu itu Pontianak dilanda kabut tebal nan pekat. Pandangan berkisar 500 meter saja. Sebenarnya ibuku tidak merestui, perjalanan kami tapi oleh karena aku sudah bulatkan tekad untuk hijrah ke Singkawang. Apa pun yang terjadi aku harus berangkat demi cita-cita membangun kehidupan keluarga yang baru saja aku di anugerahi bayi yang membuat sejarah besar kehidupanku.

Sejarah besar, karena aku dan isteri berhasil merawat bayi dengan berat 1,3 kg sempet sangkut tembuni di pintu rahim sekitar 3 jam. Badan bayiku sudah biru, tapi setelah di adzankan aku bisikkan telinganya “Nak, aku bapakmu selamat datang melihat dunia ciptaan Allah SWT, jangan khawatir ayah dan ibu juga nenek bersyukur dengan kehadiranmu di sini, aku akan sekuat tenaga merawatmu, jika tidak….., aku tak akan pernah memaafkan diriku sendiri!” begitu bisikku ke telinganya sambil memperdengarkan surah Al Ikhlas ketelinga.

Oleh karena untuk mewujudkan impian kami inilah, aku beranikan diri membeli PX yang aku juga sedih. Manakala di tengah perjalanan di kota Mempawah, tiba-tiba mesin ngejim, sekeluarga aku hampir terpental, Alhamdulillah mungkin karena niat yang tulus. Aku dapat menguasai setang yang terasa bergetar dan liar. Maklum kondisi shock depan juga is dead.

Terasa sebuah mimpi buruk, isteriku terlihat pucat tapi tak kuasa berkomentar, mungkin takut karena aku juga bisa kalap kalo ngamuk. Entah aku juga tidak mengerti……

Ku coba membuka bagasi tempat pekakas kunci-kunci untuk membuka si semok yang ngadat. Ya sedikit info, aku dulunya juga sering bongkar pasang ini barang sendiri. Akibat keracunan organisasi Vespa Tua di kota ku. Tapi semenjak berkeluarga aku pension, nah uang pensiunnya aja belum ku ambil. Mungkin nanti di rapel saja, sementara ini simpan saja dulu ya. Buat yang baca ini tulisan diem-diem ae yo…

Permasalan terjadi ring piston ambrul, akhirnya berakibat blok silinder oval baret agak lecet. Ada sedikit pecah di lubang bilas. Ya ampun…., aku agak lupa ternyata aku ada bekal piston dengan ring yang sama. 9 M. udah terakhir kali ya….setelah kuganti coba start ternyata hidup…lagi….

Tapi motor tidak mau di genjot, praktis jalannya kayak kena bisul di selangkangan. Karena terjadi kebocoran kompresi. Dengan tertatih kucoba mengemudikan hingga sampailah aku di suatu bengkel temanku yang berkecimpung di dunia Vespa. Dan dari sana ku dapatkan blok excel 2 M original yang sampai sekarang biar bunyi mirip suami isteri bentrok lempar-lemparan piring belum kuganti tapi larinya cukup 100. Belum lagi noken as-nya yang ewer-ewer. Ya sudahlah…….

Patut di syukuri, dari kejadian-kejadian aneh mungkin Allah SWT, hanya mencoba kami, dan memberi tuntunan agar keluar dari permasalahan. Inilah rahmah dan hidayah-Nya, karena setiap sebelum aku berpergian “Ayatul Kursi” kumohonkan selalu jadi perisaiku.

Pengikut

Sekali Layar Terkembang, Pantang Surut Berlayar

Seperti air, seharusnya hidup memberi kehidupan bagi makhluk di dalamnya...

By Alexa

Review http://www.national-chev.blogspot.com on alexa.com