Kutulis, pada hari ini. Untuk mengingatkan tentang kelahiran si premature yang kini sudah beranjak balita.
Kelahirannya sendiri pada bulan april hari ketiga, sekitar jam 20.00 wib, istri merasakan sakit. Tanda-tanda awal, menjelang kelahiran. Namun usia kandungan masih terlalu dini, kami tidak menyangka begitulah Allah SWT, dengan segala kelengkapan-Nya menguji kami.
Semua, modal untuk bekerja habis… bukan untuk foya-foya dalam pesta pernikahan. Tapi ada sesuatu yang membuatku selalu takut… untuk membicarakannya. Terlalu pedih, terhujat dan sengsara…
Namun aku berusaha tersenyum, kuat, dan tegar. Semua adalah peringatan…
Kelanjutan kisah masa persalinan akan kutulis pada bagian lain, kali ini aku mengajak berbagi pengalaman ketika mengurus bayi premature.
Mari bertanya pada pakarnya, tetapi aku waktu itu tidak memiliki sama sekali selembar “do it’s” bayangkan. Masa-masa menjelang persalinan bikin bingung kan…
Hanya satu yang ku punya, pasrah. Semoga suatu saat menemukan, jalan keluar karena aku yakin Allah SWT, tidak akan pernah membiarkan umatnya sengasara, pasti ada liang ampunan. Tapi bagaimana dengan kita? Sesame manusia, Tanya kenapa ??? ntar kebanyakan koment urusan jadi payah. Maklum namanya juga “Merdeka Tapi Bingung !!!”.
Anakku yang terlihat biru ke hitam-hitaman pada bibir dan telapak kaki dan tangan membuat aku semakin tak menentu. Bingung dan betul-betul depresi berat… udah bokek masalah lagi…
Lagi-lagi semua kuserahkan pada-Nya, dan aku bisikkan “Kau harus bertahan anakku, sampai datang Bidan Desa”…, pamanmu tengah menjemputnya dengan Vespa bulukku di tengah jalan yang becek hancur lebur
( Bagian Satu )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar